Wednesday, February 25, 2009

FaHRi TedHak Siti

Kendal, 7 Februari 2008 Pk 13.00 wib

Menurut adat orang jawa khususnya Jawa Tengah, ada tradisi namanya Tedhak Siten ato Tedhak Siti ato Turun Tanah untuk seorang anak yang sudah memasuki usia 6 ato 7 bulan. Untuk acara Tedhak Siti Fahri dibarengin sama Aqiqah. Jadi ya lumayan sibuk juga acara di rumah karena berbarengan sama acara Aqiqah sekalian.

Mbah Dukun bayi lagi nge cek keperluan n perlengkapan buat acara hehe...
  • Tangga, di hias sedemikian rupa terbuat dari tebu. Berhubung ga bisa nemu tebu yg lurus ya wes pake kayu ajah deh.
  • Tanah (sedikit ajah)
  • Bubur candil
  • Uang koin.
  • Umbai rampai, berbagai jenis barang yg nantinya akan Fahri ambil. Konon apa yg Fahri ambil itulah perlambang ia besar kelak.

Ni dia si bubur candil yg lagi disiapin buat dibagi-bagi ke orang-orang sekampung.


Saat sesi Pengambilan pertama Fahri ambil uang seribu perak..hehehe
brarti artinya apa yah??


Pengambilan kedua, Fahri ambil tasbih...hmm..smoga jd anak yg soleh ya dek...amin


Anak tukang manjat tower musti bisa manjat juga dunk hehehe...


Suasana perebutan uang koin n doorprise.
Ga anak, muda, tua smua ikutan deh....bukan nilai dari uang yg didapet tp kesenangannya mungkin kali ya...


Tuesday, February 3, 2009

OOEEEK...BUNDA DI MANA?"


Semua bayi akan mengalami rasa takut kala ditinggal orang terdekatnya.


"Bunda aku minta maaf karena kemarin menangis keras sekali ya. Soalnya, waktu itu Bunda tiba-tiba menghilang sih. Aku kan jadi takut. Pada akhirnya kutahu kalau Bunda ternyata cuma mau mengambil pengganti untuk popokku yang basah karena ompol.

Bunda mau tahu kenapa aku begitu takut kalau enggak melihat Bunda? Itu karena setahuku kita sudah satu ‘paket’. Di mana aku berada, di situ ada Bunda. Jadi, dalam benakku kita akan selalu bersama-sama. Maklum kan Bun, hari-hariku selama ini hanya diisi dengan kegiatan menyusu ASI dalam pelukan Bunda atau ditimang-timang penuh sayang. Duh, rasanya bahagia bila sedang menyusu dalam dekapan Bunda. Begitu hangat dan nyaman. Rasanya enggak ada yang bisa menandingi kegiatan yang satu ini.

Teorinya nih Bun, pada bayi usia 6 bulan, seperti aku saat ini, sudah tumbuh rasa takut kehilangan. Katanya sih ini berkaitan dengan kemampuanku yang sudah dapat mengenali wajah orang-orang di sekitarku sejak usia 4 bulan dan perkembangan emosiku yang juga mulai berkembang. Jadi kalau aku menangis setiap kali wajah Bunda tak tampak, itu bukan karena aku cengeng, melainkan karena begitulah memang tahapan perkembangan yang harus kulalui hingga usiaku 18 bulan kelak. Tapi bukan berarti Bunda akan mendengar oeeeeeek oeeek-ku secara terus menerus sepanjang 18 bulan itu lo. Seiring dengan bertambahnya usia, maka tangisanku akan berkurang. Nah, ini sangat bergantung pada bagaimana cara Bunda dan orang-orang yang sering berdekat-dekatan denganku menyikapi perkembanganku ini."

CILUKBA

Hmmm, rupanya begitulah yang ada dalam pikiran si kecil. Pantas saja kalau ia menangis saat sang bunda menghilang dari pandangan. Oleh karenanya, bayi-bayi perlu diberi latihan keberanian agar tak panik ditinggal orang-orang tersayangnya. Mudah, kok, tapi cukup efektif untuk memulai kemandirian yang sederhana.

1. Bermain Cilukba

Ketika bayi menginjak usia 3 bulan, ia sudah dapat diajak melakukan permainan ini. Caranya, sembunyikan wajah di balik jari-jemari tangan. Tahan selama beberapa detik, kemudian munculkan wajah sambil mengucapkan, "Cilukba...ini Bunda. Bunda ada, kan." Tak perlu takut bayi tidak akan memahami permainan ini. Meski ia belum memahami percakapan namun dengan permainan ini bayi akan tahu bahwa bila bundanya menghilang kelak akan kembali lagi.Cara lain dengan menggunakan selimut. Tutupi wajah Anda dengan selimut dan tahan selama beberapa saat. Kemudian, tunjukkan wajah Anda sambil mendekati bayi dan ucapkan, “Cilukba...Bunda kembali lagi lo. Bunda pergi tidak lama, kan.”

2. Bermain petak umpet

Memasuki usia 6 bulan, bayi dapat diajak bermain petak umpet. Caranya, tinggalkan bayi dan pergilah sejenak ke luar ruangan. Atau, bersembunyilah di balik tirai. Tak perlu lama-lama cukup 1–2 menit. Cermati kondisinya, bila menangis, segeralah berteriak bahwa Bunda ada di luar. Atau, sebutkan lokasi tempat persembunyian Bunda. Segera munculkan wajah atau sosok Anda. Melalui kegiatan ini bayi akan memahami bahwa meski bundanya tidak terlihat di hadapannya tapi suaranya masih terdengar. Ini berarti Bundanya masih ada di sekitar ruangan dan akan segera kembali. Permainan ini diharapkan akan membentuk rasa aman bayi terhadap lingkungan dan orangtuanya.

3. Berpamitan

Biasakan untuk berpamitan bila harus meninggalkan bayi cukup lama. Apakah itu pergi mandi, pergi ke kantor, memasak di dapur, ke dokter, dan lain-lain. Ketika berpamitan jelaskan ke mana tujuan Bunda dan hendak melakukan apa. Juga, berapa lama waktu yang akan dihabiskan. Jangan lupa untuk menegaskan bahwa Bunda akan kembali. Berikan ciuman perpisahan dan lambaikan tangan sebagai pertanda perpisahan terakhir. Jangan memalingkan muka pada saat melangkah meninggalkannya. Berpikirlah, ia akan baik-baik saja dengan orang yang menjaganya. Pokoknya, Bunda harus yakin dengan cara yang telah diterapkan ini. Bila merasa tidak tega dan mencoba untuk kembali, umumnya bayi malah akan menangis.

BILA MASIH MENANGIS

Memang hasil dari berbagai stimulasi seperti itu tak selalu kelihatan dalam sekejap. Nah, kalau begitu kejadiannya, coba deh cari tahu kondisi tubuhnya. Jangan-jangan bayi sakit atau sekadar tak nyaman karena cuaca dan popok yang basah. Kalau semuanya baik-baik saja, tangisan bayi yang tengah kehilangan Bunda biasanya dapat diredakan dengan mengalihkan perhatiannya. Ajak dia melakukan kegiatan yang dapat menarik perhatiannya. Mengajaknya ke taman melihat bunga yang baru mekar, barangkali. Atau bermain bola warna-warni di atas kasur, umpama.

Kalau bayi sulit ditenangkan, padahal kondisi fisiknya baik-baik saja, ada kemungkinan ia memang punya masalah dengan rasa aman dan kepercayaan terhadap lingkungan. Jika demikian, Bunda perlu mengamati apakah pendamping bayi selama bunda tidak di rumah melakukan tugasnya dengan baik dan ramah?

Kalau ternyata si pendamping kerap meninggalkan bayi sendirian di kamar, wajar kalau bayi jadi merasa tidak merasa aman dengan lingkungannya. Ia tahu, kalau Bunda tak ada, maka tak ada yang membelainya. Itulah yang membuatnya tak percaya pada lingkungan dan sering menangis kala ditinggal Bunda.

Kalau memang itu penyebabnya, ajaklah pengasuh di rumah untuk sigap mendampingi bayi kapan pun ia membutuhkannya. Kala popoknya basah, segera ganti dengan yang bersih. Kala bayi lapar, jangan tunda untuk mengenyangkannya. Kala ia bosan, aktiflah mengajaknya bermain. Dari perlakuan seperti itu, rasa aman bayi akan terbentuk, barulah ia bisa mempercayai lingkungan.

Nah, begitu. Semoga Bunda sekarang makin paham bahwa kehilangan sosok yang paling dipercaya, membuat bayi sangat tidak nyaman. Namun, bukan berarti ia tak boleh berpisah dari Bundanya. Sebaliknya, ia harus dikenalkan pada konsep perpisahan agar rasa aman dan rasa percayanya pada lingkungan semakin berkembang.

Monday, February 2, 2009

Jagoanku dah jago lho....



Fahri 5 bulan 2 minggu; berat 7,6 kilo

Alhamdulillah pertumbuhan & perkembangan nya sangat sehat dan aktif dari usia 1 bulan sampai sekarang...

- dah bisa tengkurep & terlentang sendiri, dah guling sana..guling sini..
- kepala dah tegak bgt kalo di didudukan
- menoleh kalo ada yg memanggil...de' fahri...
- kalo berdiri dah mo loncat2 aja bawa'annya...
- lagi pinter2 nya meraih apa ajah di depannya trus dimasukin deh ke muluttt...dah naluri bayi kali ya..

fahri...fahri...bunda sayang kamu nak...

Jangan Didik Anakmu ...

Jangan didik anakmu


Jangan didik anakmu laki-laki
Bahwa kekuatan dan keperkasaan adalah segalanya
Ajari dia
untuk mencintai dan menerima dirinya apa adanya

Jangan didik anakmu laki-laki
Untuk mengejar kehormatan dan kekuasaan
Ajari dia
untuk mengejar cinta kasih dan kebijaksanaan

Jangan larang anakmu laki-laki
jika ia menangis
Dan jangan
katakan padanya bahwa laki-laki tak boleh cengeng
Ajari dia
untuk mengenali dan menerima perasaannya
Bahwa air mata adalah anugerah Tuhan yang indah
Sehingga ia belajar untuk tidak frustasi oleh emosinya
Dan jika dewasa ia telah belajar untuk hidup dengan seutuhnya



Jangan didik anakmu perempuan
Bagaimana menjadi cantik
Ajari dia
untuk mencintai dan menerima dirinya apa adanya

Jangan didik anakmu perempuan
Bagaimana untuk menyenangkan laki-laki
Ajari dia untuk menyenangkan hati Tuhan

Jangan larang anakmu perempuan
Jika ia
menikmati melompat, berlari, dan memanjat
Jika ia suka
menjelajah dan mengutak-atik benda-benda
Jangan
kaupaksa dia untuk duduk manis diam dan tenang
Karena
jiwanya yang ingin bebas jadi dirinya sendiri
Dan juga rasa
ingin tahunya yang telah Tuhan anugerahkan
Telah kau bonsai dan kaurusak sejak dini

Isilah rumahmu
Dengan cinta, hikmat, dan kebijaksanaan
Bukan dengan
harta, keindahan tubuh, gelar, dan kekuasaan

Bagikanlah
kepada anakmu laki-laki dan perempuan
Keindahan
menikmati mentari pagi
Kehangatan
rasa ketika menggenggam pasir
Kemesraan seekor kupu-kupu hinggap di atas bunga
Dan merdunya suara tetes-tetes hujan

Jika kau
ingin anakmu rajin beribadah
Gemakan
keberadaan Tuhan dalam dirimu
Ia takkan bisa kaupaksa berdoa dan sembahyang
Ketika dia tak dapat menangkap makna ibadah darimu

Jika kau ingin anakmu mencintai pengetahuan
Pancarkan rasa ingin terus belajar
Nasihatmu tak akan bisa membuatnya mau membaca
Ketika dia tak pernah menyaksikan engkau menikmati buku

Jika kau
ingin anakmu penuh kasih
Tunjukkan cinta kasihmu kepadanya dan sesama
Kata-kata saja tidak akan mempan membuatnya mengasihi
Jika ia tak pernah merasakan cinta darimu

Untuk anakmu
kau adalah teladan yang utama
Tak perlu banyak kata,
tiada perlu jutaan nasihat
Jika kau
ingin anakmu hidup seperti yang kauinginkan
Hiduplah demikian!


ps : dari milis sebelah...saya juga tdk tahu siapa pengarang sajak nan indah ini...