Tuesday, July 27, 2010

Episode Menyapih (season 2 - tamat)

Hari ini tepat seminggu setelah fahri konsisten disapih.

paling susah kalo bubuk malem ato bangun malem2. pasti minta digendong sampe tertidur, dan itu kadang luamaaa sekalee.. sampe pegel, meski berat nya cuma 9 kilo aja.. heddeeeh.. dislimur2kan pake nonton channel baby tv sampe abis ga bobo juga, hiyaah.. sampe ada kali 1 jam ngegendong kaya bayi lagi sambil nyanyi dari a-z.. baru merem, beberapa kali masih terbangun di malam hari, tapi ga teriak2 lagi, cuman nangis dikit, mimik air putih trus digendong bentar bubu lagi.. tapi masih yaa.. pake acara gendong..

tp td malem surprisingly.. fahri punya acara sendiri sebelum tidur minta digosok2 in punggung n perutnta sama bedak (cara yg aneh tp ggplah yg ptg mau bubuk sndri n saving more energy ga nggendong lg).. n tadi malem jugak gak minta gendong lagi..bangun sebentar minta mimik putih n bubuk lagi dengan sendirinya..

minum sufornya jg mulai banyak (uht masih susah). maemnya pun mulai gampang. Alhamdulillah.

tentang asi, sampe tadi malam, udah ga meres lagi, cuman 3 hari pertama setelah menyapih masih kenceng2, abis tu udah mulai berkurang isinya. Sekarang sudah aman!!!hehe


Dari pengalaman ini bunda dapat menarik kesimpulan :

Pertama : Bahwa terkadang kita terlalu takut, menganggp menyapih adalah yang menyusahkan.. takut si anak ga mau. Padahal belum tentu seperti itu. Anak, jika kita ajak berkomunikasi dengan baik pun akan mengerti.

Kedua : Selama ini bunda berlindung dibalik pernyataan, "Takut anaknya ga bisa lepas.." Padahal smua itu disebabkan karena DIRI BUNDA SENDIRI yang ga siap buat melepas saat-saat menyusui.. ga tega...


Thursday, July 22, 2010

Episode Menyapih (season 1)

Mulai senin kemarin, akhirnya dengan kesepakatan bersama. Saya mencoba mulai menyapih fahri. Ya padahal fahri baru 23m 1w belum genap 2 tahun. Tp dengan berbagai pertimbangan salah satunya krn fahri tergolong anak yg susah makan. Jadi dharapkan setelah tdk menyusu dia jd lebih lahap makannya. pertimbangan lainnya krn bulan depan sudah masuk puasa jd ya proses menyapih fahri dimajukan.

Proses persiapan penyapihan ini sudah cukup lama dilakukan. Diawali dengan menjelang umur 2 tahun sudah memberitau Fahri kalo sebentar lagi Fahri sudah gak boleh nenen lagi, karena sudah besar, nenen buat adek bayi. kalau haus minum air putih ato susu botol aja. dengan sportifnya dia bilang “iya bunda...". Tp ternyata gagal total...

Akhirnya orang tua saya sudah memberikan alternatif, di antaranya adalah dengan menggunakan biji mahoni yang pahit untuk dioleskan ke puting. Saat yang dinantikan tiba. Saya memulai menggunakan biji tersebut. Apa yang terjadi? Fahri langsung spontan berhenti menyusu. “Pahit”, katanya. Yes. Kataku senang. Kubilang kalau Fahri sudah ngga boleh menyusu lagi, karena miminya pahit. Dia menurut.
Malam pertama, jam 11 teng Fahri mulai bangun “huaaaa… bundaa.. mau mimik..” nangis… saya elus elus punggungnya, dia bobo lagi. jam 2 teng, Fahri bangun lagi… “huaa… bundaaa… mau mimik” saya elus2 lagi punggungnya.. ngamuk, “ndak mau ndak mau” (nggak mau dipegang punggungnya)… nangisnya makin kenceng… “huwaaa… mau mimik..”
“Fahri mau minum air putih?”… “ndak mau, ndak mau...mau mimik bunda aja”.. “oo gitu sayang.. yuk gendong aja biar enak bobonya”.. “ndak mau.. ndak mau ...”.. “bunda ambilin air putihnya ya..Fahri haus mau minum air putih kan?”… “ndak mau..” Ngamuk.... Akhirnya saya gendong paksa n agak lama baru bisa bobok lagi.

Saat ini sudah tiga hari sejak proses penyapihan Fahri. Alhamdulillah, Fahri mulai terbiasa. Bangun cuma sekali tapi masih pake nangis n gendong.tidak rewel lagi. Kadang Fahri masih aja sering teringat nenennya. Kadang spontan dia minta dipangku, lalu minta nenen. Kalau sudah begitu, kembali kuberikan pengertian seperti yang sudah-sudah atau kualihkan perhatiannya. Alhamdulillah dia semakin mudah mengerti.
sekarang sih udah jarang minta nen.. cuman kalo mau bobo liyat bunda suka keinget aja tiba2,
Tapi proses belum 100% sempurna, next saya pengen cerita lagi perkembangannya.. yang terlihat sekarang sih, maemnya lebih lahap, mungkin lapar ya gak nenen, hehe..

Kado Ulang Tahun Pernikahan (Bagi Siapa Saja)

Tujuan itu masihlah diatas sana
Nun tinggi, seolah tak terjangkau
Masih banyak anak tangga harus yang kita titi
Yang kutaksanggup bila kutempuh sendiri

Ku tetap bertahan meniti tangga curam itu
Kuredah semua aral melintang
Selama ada engkau disisiku
Menggandeng tanganku
Membimbingku dengan kasih sayangmu

Jiwaku terasa kuat, tak satupun mampu menghambat
Hanya berbekal doa, semangat dan cinta
Aku dan engkau akan terus meniti
Mencari berkah-Nya
Merindu kasih-Nya
Menuntaskan perintah-Nya

Dalam suka yang penuh canda tawa
Maupun duka yang bergelimang airmata
Segantang semangat itulah yang kita bawa
Dilangkah yang masih panjang ini
Anak tangga yang akan terus kita titi
Bersama...
Dengan segenap cinta
Dalam kasih-Nya

Ya Rabb, berikan kami jalan-Mu
Jalan kupu-kupu yang tak berujung
Bergandeng tangan
Membina generasi yang indah..


Didedikasikan untuk siapapun yang telah lama membina rumahtangga, semoga selalu berbahagia dalam suka dan duka

3rd Anniversary

Sejak Menikah, semuanya memang berubah, yang tadinya kita punya buah pikiran satu, kini buah pikiran itu jadi dua, yang tadinya punya satu kepala jadi dua kepala, yang tadinya punya satu hati jadi punya dua hati, dan yang tadinya kita punya keiginan sendiri sekarang jadi punya keinginan berdua…pokoknya sekarang semua serba berdua deh.

Ada saat-saat dimana aku harus mengalami “penyesuaian” dengan segala hal yang berbau suami, yang terkadang membuat pertengkaran hebat antara kita pada awal-awal pernikahan, jadi saat-saat yang tak terlupakan dan manjadi pembelanjaran yang berharga buat kita berdua. Juga saat-saat aku harus berkompromi dengan apa yang menjadi kebiasaan suami, yang memang tidak bisa dirubah, begitu juga sebaliknya dengan suami, semua itu jadi proses pendewasaan, pembelajaran serta toleransi yang tinggi antar kita berdua. Ketika aku yang cenderung bertipe keras sedang keluar keras-kerasnya….salah satu dari kita harus ada yang mengalah, entah itu aku atau suami. Ketika egois tengah melanda hati, aku harus mampu mengendalikan dan menata serta mampu berfikir terbalik, bagaimana kalo aku berada di posisi suamiku…..semua peristiwa-peristiwa tersebut benar-benar telah merubah segala kepribadianku, egoisku, keras kepalaku, rasa mau menang sendiri, de-el-el yang jelek-jelek deh perlahan mulai menurun dan mulai dapat aku kendalikan…. :-) . Alhamdulillah…..Ya Allah karena Engkau Telah begitu baik memberikan aku pendamping hidup yang mampu memimpin dan membimbing aku selama ini….semoga akan terus selamanya…..Amin.

Sejak Menikah juga aku mempunyai dua keluarga besar sekaligus, yaitu keluarga besar aku dan keluarga besar suami, dimana keluarga besar kami mempunyai adat-istiadat dan kebiasaan yang jauh bertolak belakang. Aku dan Suami dituntut menjadi sarana penengah, netral agar tidak terjadi kesalahpahaman yang tidak perlu terjadi…. :-) , ,.sungguh dibutuhkan kedewasaan, keikhlasan dan pengertian yang tinggi dalam menghadapi hal ini…..itu yang aku alami dengan suami Kuncinya satu : Kita harus selau kompak….!, Seiya dan Sekata. Hasilnya? Alhamdulillah……sampai dengan saat ini kita dapat menjaganya dengan baik….Amin. Semoga seterusnya juga ya…. :-) ,hehehehe. Dan satu lagi yang paling penting…..adalah Jangan Pernah Berat Sebelah…semua adalah sama, karena keluarga aku, keluarga suami aku juga, keluarga suami keluarga aku juga. Dan semua adalah orang tua kita berdua, yang harus kita hormati,kita sayangi dan kita hargai…. :-) .


Itulah sekelumit kisahku sejak menikah. Yang aku rasakan sekarang, aku jauh lebih dewasa, ke-egoisanku jauh berkurang, emosiku jauh lebih terkendali meski terkadang masih meledak...maafkan aku suamiku..... :)

Trimaksih tlah mjd suami dan ayah yg hebat dan luar biasa.
Happy Anniversary ya Yah...